ZAID BIN TSABIT
Seorang anak kecil dengan menggenggam sebuah pedang di tangannya yang panjangnya melebihi tinggi badannya berjalan tanpa rasa takut melewati barisan demi barisan pasukan perang menuju seseorang.
Anak kecil yang berusia kurang lebih 3 tahun tersebut telah tepat berdiri dihadapan orang yang ditujunya, lalu ia berkata, “Saya bersedia mati untuk Anda, memerangi musuh-musuh Allah dibawah panji-panji Anda.”
Orang yang dihadapan anak kecil tersebut yang merupakan pimpinan dari pasukan perang itu merasa takjub dan kagum dengan keberanian yang dimiliki oleh anak tersebut. Ditepuk-tepuknya pundak anak itu, lalu disuruhnya anak itu pulang mengingat usianya yang masih kecil.
Dengan perasaan sedih dan kecewa anak itu menuruti perintah Sang pemimpin pasukan perang. Tergesek-gesek pedang yang digenggamnya menyentuh tanah tak dihiraukannya.
Sang ibu--Nuwar binti Malik-- yang melihat anaknya tampak sedih berusaha menghiburnya. Ia teringat kepada almarhum suaminya, alangkah senangnya sang suami sekiranya masih hidup melihat anaknya dapat menyumbangkan jiwa dan raganya untuk seseorang yang mereka cintai melebih diri mereka sendiri.
Sang ibu dan anak tidak berputus asa. Lalu disusunlah sebuah rencana. Sang ibu mengunjungi beberapa orang famili dan mengutarakan keinginan sang anak. Para famili menyetujui, lalu pergi menjumpai Sang pemimpin perang yang mereka cintai.
Mereka berkata, “Wahai Rosululloh, anak kami ini hafal tujuh belas surat dari kitab Al-Qur’an, pandai membaca dan menulis arab, tulisannya indah dan lancar bacaannya. Ia ingin berbakti kepada Anda dengan kemampuan yang dimilikinya dan ingin selalu bersama Anda. Jika Anda menghendaki silakan mendengarkan bacaannya”.
Dengan fasih anak tersebut membaca ayat demi ayat tanpa kesalahan menimbulkan ketakjuban bagi yang mendengar dan melihatnya.
Rosululloh kagum melihatnya lalu berkata, “Jika engkau ingin selalu dekat denganku, pelajarilah baca tulis bahasa Ibrani. Saya tidak percaya kepada orang yahudi yang menguasai bahasa tersebut, bila mereka saya diktekan sebagai sekretaris saya”.
Sang anak menyanggupi. Tekun mempelajari bahasa ibrani dengan otaknya yang memang cerdas membuatnya dalam waktu yang begitu singkat dapat menguasai bahasa yang diperintahkan oleh Rosululloh SAW.
Lalu sang anak pun mempelajari tulis dan baca bahasa suryani. Ia pun berhasil menguasainya dalam waktu yang begitu singkat pula.
Dalam usianya yang masih teramat muda, ia dijadikan sebagai penerjemah kedua bahasa tersebut oleh orang yang disayanginya melebihi jiwa dan raganya, yaitu Rosululloh SAW.
Siapakah anak yang beruntung tersebut? Tiada lain dialah Zaid bin Tsabit sang sekretaris pribadi Rosululloh SAW.
Dimasa mudanya Zaid bin Tsabit dikenal pula sebagai penulis wahyu yang langsung didiktekan oleh Rosululloh secara bertahap sesuai dengan turunnya ayat.
Ia pun menjadi orang pertama tempat umat islam bertanya tentang Al-Qur’an sesudah Rosululloh SAW wafat.
Pada masa pemerintahan Abu Bakar Shidiq, ia menjadi ketua kelompok yang ditugaskan menghimpun Al-Qur’an. Dan pada masa pemeritahan Usman bin ‘Affan pun ia menjadi ketua tim penyusun mushaf.
Banyak keutamaan yang Allah SWT limpahkan kepada Zaid bin Tsabit pada masa setelah Rosululloh SAW wafat. Namun, dari keutamaan yang dimilikinya ketika belum beranjak dewasapun tentunya kita dapat mengambil pelajaran.
Umat Islam membutuhkan orang-orang yang ahli dalam bahasa asing. Bagaimana mungkin kita akan berdakwah pada suatu daerah apabila kita tidak memahami bahasanya.
Dalam kitab Silsilah Hadits Sahih, karya Muhammad Nashiruddin al-Albani, beliau mengatakan pada akhir pembahasannya tentang mempelajari kitab dan bahasa orang lain. Beliau rohimahulloh menyatakan “Saya berpendapat: Hadits ini nampak serupa dengan makna hadits “Barang siapa mempelajari bahasa suatu kaum, dia akan selamat dari tipu daya mereka.” Tetapi saya tidak tahu sama sekali mengenai lafadz hadits ini, dan tidak seorangpun penulis hadits-hadits yang mencantumkannya. Seolah-olah hadits ini hanya terkenal baru-baru saja.
Syareat Hakekat Zenbae bisa di akses di http://islamme-zen.blogspot.com
Kamis, 14 Agustus 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar