Ketika menghadapi masalah yang tidak bisa saya pecahkan oleh diri saya sendiri, saat itu saya tidak tahu harus berbuat apa. Namun ketika saya buka Al-Qur'an yang ada di kamar, saya sampai pada dua buah ayat yang membuat saya ingin mencoba melaksanakan apa yang ada di dalamnya. Untuk mengetahui isi dari dua buah ayat tersebut, silahkan anda buka di Surat Ali Imron ayat 40 dan 41.Yah, tentang nabi Zakaria yang mengeluh kepada Tuhan karena di usia lanjutnya belum juga dikaruniai turunan. Lalu beliau minta dijelaskan metode apa yang harus dilakukan sehingga keinginannya bisa tercapai.
Dijelaskan dalam Al-Qur'an metode tersebut secara singkat tapi padat. Metode tersebut adalah:
1. Nabi Zakaria diharuskan tinggal di dalam kamar (tidak boleh keluar kamar) dalam waktu tiga hari tiga malam.
2. Nabi Zakaria tidak boleh berbicara selama tiga hari tiga malam tersebut dengan manusia kecuali dengan isyarat.
3. Nabi Zakaria harus selalu berzikir menyebut nama Allah selama tiga hari tiga malam tersebut.
Lalu, setelah itu dilakukan .. apakah hasilnya?
Yah,...kita semua tahu cerita itu, nabi Zakaria dikarunia oleh Allah SWT seorang anak yang kelak juga menjadi seorang nabi, yaitu nabi Yahya a.s
Kisah dari ayat tersebut sungguh menarik bagi saya. Ternyata ada suatu cara bila kita menginginkan sesuatu dengan cara seperti yang dilakukan oleh nabi Zakaria a.s tersebut, maka Allah SWT akan mengabulkan keinginan kita.
Kita ketahui bersama bahwa ada saat-saat yang mustajab untuk berdo'a dan ada juga tempat-tempat yang mustajab untuk berdo'a. Semuanya diterangkan dengan jelas dalam Al-Qur'an maupun Al-Hadits.
Tetapi, cara yang dilakukan oleh nabi Zakaria, saya cari rujukan dari ayat tersebut dalam buku tafsir ataupun buku-buku hadits. Nihil.... saya tidak mendapati keterangan yang mendetail tentang cara yang dilakukan oleh nabi Zakaria tersebut.
Saya ingin sekali melakuan cara itu, tapi saya dihadapkan pada suatu hadits yang menyatakan
"Barang siapa yang melakukan suatu amalan, yang tidak ada perintahnya dari kami, maka tertolak"
Tapi, karena dalam al-Qur'an tersebut dilakukan oleh seorang Nabi, maka saya bertekad melakukannya lalu memberitahukan kepada istri tentang niat saya tersebut. Alhamdulillah, istri mendukung lalu saya pesan apabila keluarga dan teman-teman datang maka saya tidak bisa diganggu selama waktu tersebut.
Hari itupun tiba. Selama tiga hari dan tiga malam saya lalui di dalam kamar yang terpisah dengan istri dan anak. Saya tidak berkomunikasi dengan mereka kecuali dengan bahasa isyart yang istri sudah pahami. Dan apabila tiba waktu sholat, maka seperti biasa saya sholat berjamaah dengan istri dan anak. Apabila sholat wajib yang kami lakukan adalah sholat yang perlu di jarkan ( dikeraskan suara pada bacaan surat Al Fatehah dan surat setelah Al Fatehah ), maka saya jarkan, seperti pada sholat magrib, isya dan subuh. Saya anggap ini tidak membatalkan puasa Zakaria saya.
Tiga hari dan tiga malam yang saya lalui terasa begitu lama, maka saya jadikan moment ini untuk menghafal surat-surat dalam Al-Qur'an yang belum saya hafal. Kebetulan saya memang minim dalam hafalan Al-Qur'an. Tapi, alhamdulillah... saya bisa hafal beberapa surat beserta atinya.
Bahkan amalan-amalan sunnah yang sudah menjadi tradisi di keluarga seperti sholat tahajud, sholat duha dan puasa nabi Daud tetap saya lakukan. Jadi puasa Zakaria yang saya lakukan hanya berada dalam kamar, tidak berbicara, hanya menghafal Al-Qur'an. Adapun jadwal puasa nabi Daud tetap berjalan seperti biasa.
Setelah masa tiga hari dan tiga malam saya lalui, apa yang saya dapat..?
Wah.., suatu pengalaman spiritual yang tidak bisa saya ungkap dengan kata-kata. Banyak hal yang saya dapat hanya dalam waktu tiga hari dan tiga malam. Bahkan, setelah pengalaman pertama tadi, saya jadi ketagihan ingin melakukannya lagi. Dengan syarat saya izin pada istri dan segala kewajiban selain kewajiban biologis sudah saya penuhi.
Saya akan ceritakan apa yang terjadi setelah saya melakukan hal tersebut pada postingan berikutnya.
Syareat Hakekat Zenbae dapat di akses di http://islamme-zen.blogspot.com
.
Dijelaskan dalam Al-Qur'an metode tersebut secara singkat tapi padat. Metode tersebut adalah:
1. Nabi Zakaria diharuskan tinggal di dalam kamar (tidak boleh keluar kamar) dalam waktu tiga hari tiga malam.
2. Nabi Zakaria tidak boleh berbicara selama tiga hari tiga malam tersebut dengan manusia kecuali dengan isyarat.
3. Nabi Zakaria harus selalu berzikir menyebut nama Allah selama tiga hari tiga malam tersebut.
Lalu, setelah itu dilakukan .. apakah hasilnya?
Yah,...kita semua tahu cerita itu, nabi Zakaria dikarunia oleh Allah SWT seorang anak yang kelak juga menjadi seorang nabi, yaitu nabi Yahya a.s
Kisah dari ayat tersebut sungguh menarik bagi saya. Ternyata ada suatu cara bila kita menginginkan sesuatu dengan cara seperti yang dilakukan oleh nabi Zakaria a.s tersebut, maka Allah SWT akan mengabulkan keinginan kita.
Kita ketahui bersama bahwa ada saat-saat yang mustajab untuk berdo'a dan ada juga tempat-tempat yang mustajab untuk berdo'a. Semuanya diterangkan dengan jelas dalam Al-Qur'an maupun Al-Hadits.
Tetapi, cara yang dilakukan oleh nabi Zakaria, saya cari rujukan dari ayat tersebut dalam buku tafsir ataupun buku-buku hadits. Nihil.... saya tidak mendapati keterangan yang mendetail tentang cara yang dilakukan oleh nabi Zakaria tersebut.
Saya ingin sekali melakuan cara itu, tapi saya dihadapkan pada suatu hadits yang menyatakan
"Barang siapa yang melakukan suatu amalan, yang tidak ada perintahnya dari kami, maka tertolak"
Tapi, karena dalam al-Qur'an tersebut dilakukan oleh seorang Nabi, maka saya bertekad melakukannya lalu memberitahukan kepada istri tentang niat saya tersebut. Alhamdulillah, istri mendukung lalu saya pesan apabila keluarga dan teman-teman datang maka saya tidak bisa diganggu selama waktu tersebut.
Hari itupun tiba. Selama tiga hari dan tiga malam saya lalui di dalam kamar yang terpisah dengan istri dan anak. Saya tidak berkomunikasi dengan mereka kecuali dengan bahasa isyart yang istri sudah pahami. Dan apabila tiba waktu sholat, maka seperti biasa saya sholat berjamaah dengan istri dan anak. Apabila sholat wajib yang kami lakukan adalah sholat yang perlu di jarkan ( dikeraskan suara pada bacaan surat Al Fatehah dan surat setelah Al Fatehah ), maka saya jarkan, seperti pada sholat magrib, isya dan subuh. Saya anggap ini tidak membatalkan puasa Zakaria saya.
Tiga hari dan tiga malam yang saya lalui terasa begitu lama, maka saya jadikan moment ini untuk menghafal surat-surat dalam Al-Qur'an yang belum saya hafal. Kebetulan saya memang minim dalam hafalan Al-Qur'an. Tapi, alhamdulillah... saya bisa hafal beberapa surat beserta atinya.
Bahkan amalan-amalan sunnah yang sudah menjadi tradisi di keluarga seperti sholat tahajud, sholat duha dan puasa nabi Daud tetap saya lakukan. Jadi puasa Zakaria yang saya lakukan hanya berada dalam kamar, tidak berbicara, hanya menghafal Al-Qur'an. Adapun jadwal puasa nabi Daud tetap berjalan seperti biasa.
Setelah masa tiga hari dan tiga malam saya lalui, apa yang saya dapat..?
Wah.., suatu pengalaman spiritual yang tidak bisa saya ungkap dengan kata-kata. Banyak hal yang saya dapat hanya dalam waktu tiga hari dan tiga malam. Bahkan, setelah pengalaman pertama tadi, saya jadi ketagihan ingin melakukannya lagi. Dengan syarat saya izin pada istri dan segala kewajiban selain kewajiban biologis sudah saya penuhi.
Saya akan ceritakan apa yang terjadi setelah saya melakukan hal tersebut pada postingan berikutnya.
Syareat Hakekat Zenbae dapat di akses di http://islamme-zen.blogspot.com
.
2 komentar:
oooo, gitu ya ^^
Iya, akina...
Posting Komentar